Hari Ahad, 5 Rabiul Awal 1446 H/ 8 September 2024 M memperingati bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan pada bulan ini juga banyak kegiatan Maulid Nabi baik di mesjid, di gedung, maupun di rumah pribadi. Kajian RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya kali ini mengusung tema “Meneladani Nabi Muhammad SAW dalam Kehidupan Sehari-hari”.
Pada saat pengajian turut berhadir H. Amanto Surya Langka, Lc. (Wakil Ketua bid. Tabligh Muhammadiyah Kalteng selaku penceramah), dr. Sulistyaningsih, Sp.KK (Wadir Pelayanan), Dr. H. Jairi, M.Pd (Wadir Keuangan, Umum dan Kemuhammadiyahan), para karyawan, serta pengunjung dan keluarga pasien. Kegiatan pengajian bulanan yang dilaksanakan di masjid Al-Insan, lantai III RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.
Dr. H. Jairi, M.Pd menyebutkan bahwa dengan adanya kajian atau pengajian ini, harapannya bisa menambah ilmu dan meningkatkan ketaqwaan serta menjadi ajang silaturahmi. “Apalagi RS kita adalah RS Islam yang misi utamanya setiap pelayanan terdapat nilai dakwah, maka kajian atau pengajian terus dilakukan sehingga pemahaman agama yang baik bisa kita terapkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (pasien dan keluarga), apalagi sesuai dengan tema hijrah yang artinya menjadikan kita lebih baik dengan bulan Maulid Nabi Muhammad SAW”, ujarnya.
H. Amanto Surya Langka, Lc adakah maulid di Muhammadiyah? Di persyarikatan Muhammadiyah, maulid itu tidak dianjurkan dan tidak juga dilarang. Boleh-boleh saja selama tidak merusak nilai-nilai ibadah dan tidak melalaikan ibadah.
“Sholawatan tidak ada artinya jika melalaikan sholat. Karena maulid itu sudah ada saat kita bangun tidur. Saat panggilan adzan, hayya ‘alash sholāh, hayya ‘alal falāh, apakah kita segera menuju mesjid untuk sholat? Atau nanti-nanti saja karena masih ada pekerjaan atau masih seru main game? Saat Allah memanggil kita untuk mengerjakan sholat dan meraih kemenangan melalui panggilan adzan, tetapi masih sering mengabaikannya, inilah yang tidak meneladani sikap Nabi. Tetapi saat direktur memanggil, meski sedang makan, segera menghadap direktur, ini artinya terbalik. Saat manusia memanggil, buru-buru menghadap; tapi saat Allah memanggil, ditunda-tunda menghadap”, ujarnya.
Nabi Muhammad SAW adalah pribadi yang memiliki keteladanan (uswah hasanah) sangat luar biasa. Keteladanannya mencakup seluruh denyut nadi gerak kehidupan baik perkataan, perbuatan, dan tindak tanduknya. Dan ini layak untuk dijadikan media pembelajaran bagi umat Islam masa kini.
“Satu hal yang saya kira perlu jadi keteladanan kita dalam memperingati ini (Maulid Nabi) dan ini saya kira sangat penting adalah bagaimana kita mengambil ibrah. Yakni pelajaran dari kehidupan Nabi yang membuat beliau ini sukses dalam dakwah”, ujarnya.
Dakwah yang dijalankan Nabi selama tempo 23 tahun, sambung H. Amanto, telah berhasil mentransformasi masyarakat Arab bercorak Jahiliyah menjadi masyarakat yang ilmiah (berkemajuan). Menurutnya hal ini karena akhlak dan keteladanan beliau sangat menginspirasi seluruh umat manusia. “Ribuan tahun beliau wafat, sebagian besar kita tidak bertemu dan tidak juga melihat. Tetapi cinta kita kepada beliau luar itu biasa. Inilah betapa besarnya kekuatan akhlak itu”, ujarnya. (MF/Sam)